Diambil Susi Mardiyanti
Tanggaal 7 Desember 2013, 08.12
Lokasi TPS DINOYO, jl simpang gajayana
“Sungun Sampah”
|
Beliau
adalah bapak Maad umur 50 tahun, alamat kampung sampah di jalan simpang
gajayana, Merjosari Lowokwaru. Seperti yang tampak pada gambar pekerjaan beliau
adalah seorang pemulung. Pemulung di tempat pembuangan sampah. Foto ini diambil dari sisi dalam TPS dinoyo,
ketika pak Maad sudah selesai mengumpulkan sampah yang bisa dijual dari TPS ini
dan berpamitan pulang.
Tempat
pembuangan sampah yang paling dekat dengan rumahnya adalah TPS dinoyo, sehingga
setiap hari bisa dengan mudah mencari sampah hanya dengan bermodal kakinya.
Penghasilan beliau dari memulung sampah perbulannya sekitar 600-700 ribu, bisa
bertambah jika waktu yang digunakan untuk memulung lebih banyak, sehingga benda
yang disungun dikepalanya lebih
banyak dan berat. Barang yang dicari pak Maad berupa barang botol, aqua gelas
plastik-plastik serta kertas, kerdus, Koran yang masih bagus. Semua barang yang
didapat pak Maad setiba dirumah akan dipilah dan diklasifikasikan sesuai
permintaan pasar sehingga siap dijual.
Dari
gambar ini bisa diamati bahwa barang yang berupa sampah yang disungun dikepala bapak Maad adalah
uang, penghidupannya. Hidup bergantung pada sampah, apa salahnya? Jika
dipandang dari ekologi, bukannya seorang yang menjadi pak Maad akan lebih
bermanfaat hidupnya? Pengonsumsi sampah, andai setiap manusia bisa menjadi
pengonsumsi sampah dibumi bukan hanya pemroduksi sampah. Tidak akan ada sungai, kali, got, parit, selokan
yang penuh dengan sampah, sehingga bencana akibat banjir tak akan sampai
berhari-hari, minggu bahkan bulan seperti yang terjadi di Jakarta desember 2012
lalu.
Interpretasi
tentang gambar ini adalah nilai lebih ada pada sampah, sampah yang biasanya
dibuang dibawah, diinjak-injak, diacuhkan, namun pada gambar ini sampah
diletakkan diatas kepala. Kepala adalah bagian tubuh paling dihormati sehingga
diletakkan paling atas, ketika ada barang atau benda yang diletakkan diatasnya
biasanya adalah benda yang dihormati pula seperti mahkota, kopyah, bando dan
sebagainya. Ketika sampah yang biasasanya diletakkan dibawah kemudian tempatnya
berubah menjadi diatas kepala, hal itu bisa dijadikan perubahan pandangan
tentang sampah yang jijik, kotor, najis dan sebagainyaa itu.
Harapannya
dari foto ini bisa memulai hidup dengan slogan baru yaitu “cinta sampah,
bahagianya bumi menyenangkan kita”. Kalau kita simpati dengan sampah, tak akan
kita membuangnya ditempat sampah apalagi sembarang tempat, untuk sampah-sampah
yang bernilai ekonomis. Memang sampah adalah hal kotor, menjijikan, dan patut
disingkirkan, tetapi jika manusia menyia-nyiakan sampah, acuh tak acuh, what ever, sampah akan jadi boomerang bagi manusia. Jadi semoga
dengan slogan cinta sampah: manusia bisa peduli dengan sampah, eksesnya bumi
senang, manusia untungnya dua kali. Pertama untung karena open (dibaca:telaten) dengan sampah, bisa berupa uang dan yang
kedua terciptanya lingkungan yang bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar