Flash Banner

INVESTASI CUMA RP 10.000,-

Selasa, 08 Januari 2013

REALITAS MODERNISASI POLITIK DI INDONESIA




 
MAKALAH
Tugas matakuliah Pengantar Sosiologi
Yang dibina oleh Bapak Iwan Nurhadi, M. Sos

Oleh
Susi Mardiyanti
125110800111021



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Tidak bisa terelakkan bahwa kehidupan social adalah kehidupan yang dinamis. Seiring dengan rentang waktu kehidupan akan berlalu dan berganti dengan kehidupan yang tidak sama dengan waktu yang lalu.
Melirik pernyataan August Comte tentang teori evolusi sosial yang awal mulanya terinspirasi dari ilmuan alam Charles Darwin dengan teori evolusinya, beliau mengajukan konsep sosialis dinamis yang menganggap bahwa setiap masyarakat akan mengalami urutan perkembangan, dan perkembangan selanjutnya di pengaruhi oleh perkembangan sebelumnya[1]. Dengan demikian disengaja, seperti peperangan atau tidak, seperti bencana alam setiap masyarakat akan mengalami perubahan salah satunya dalam bentuk modernisasi.
Istilah Modernisasi mencuat pertama kali muncul ketika peristiwa berakhirnya perang dunia ke-2 yang menyebabkan sebagian besar Negara porak poranda. Modernisasi digunakan untuk meregenerasi Negara agar dapat hidup dalam kehidupan yang selanjutnya. Modernisasi terjadi dalam segala bidang yang ada dikehidupan, yaitu ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Dalam kesempatan ini penulis akan memaparkan tentang modernisasi politik yang secara kuantitas jarang disinggung dalam peristiwa modernisasi. Modernisasi sangat erat kaitannnya dengan perkembangan teknologi mutakhir, bila dikaji dengan sudut pandang yang berbeda kata politik sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari secara tidak langsung. Secara langsung, politik eart hubungannya dengan  kehidupan berbangsa-negara.
Telah terjadi modernisasi dalam perpolitikan dalam Negara ini. Namun masih sangat minim wawasan tentang hal tersebut, dan sepertinya hal kecil tersebut tidak disadari sebagai salah satu wujud modernisasi. Dalam realitas kehidupan modernisasi politik tidak dapat dikesampingkan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian modernisasi menurut realitas yang ada?
2.      Bagaimana spesifikasi modernisasi dalam bidang politik?
3.      Bagaimana proses modernisasi politik yang terjadi di Indonesia?
4.      Bagaimana dampak modernisasi politik di Indonesia?
5.      Bagaimana realitas yang terjadi dalam modernisasi politik di Indonesia?

1.3  Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengertian modernisasi
2.      Untuk mengetahui pengertian tentang modernisasi politik
3.      Untuk mengetahui proses modernisasi politik di Indonesia
4.      Untuk mengetahui dampak dari modernisasi politik di Indonesia
5.      Untuk mengetahui realitas yang terjadi dalam modernisasi politik di Indonesia


1.4   
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Modernisasi
Sebelum membahas hal-hal yang lebih mengerucut, hal yang terpenting adalah membahas pengertian yang akan dibahas agar dalam pembahasan tidak terjadi kesalahpahaman pengartian.
Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan social kearah kemajuan suatu masyarakat dan bangsa dengan cirri-ciri pokoknya adalah bahwa modernisasi merupakan suatu proses revolusioner, rumit, sistematis, global, jangka panjang, bertahap dan bergerak kedepan atau progresif[2].
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur[3].
Menurut beberapa ahli tentang pengertian modernisasi, Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya[4].
Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk perubahan social yang terarah yang didasarkan pada perencanaan yang biasa disebut social planning[5]. Dengan demikian, modernisasi adalah suatu proses dimana masyarakat bergerak kearah yang lebih maju untuk memenuhi kebutuhannya dalam segala aspek yang melingkupinya.


2.2  Modernisasi Politik
Modernisasi politik menurut Samuel Huntington yaitu proses bersegi jamak yang melibatkan perubahan di semua kerangka pemikiran dan aktivitas manusia, seperti pendidikan, industri, seklarasi, demokratisasi serta media massa yang tidak berlangsung secara random dan berdiri sendiri-sendiri, namun semuanya saling terkait.
Modernisasi dalam bidang politik merupakan sebagai suatu perubahan sosial kekuasaan masyarakat, yaitu sistem politik suatu masyarakat ialah sistem social yang menjadi kerangka untuk menetapkan kebijakan kekuasaan dan untuk melaksanakannya[6]. Modernisasi politik dalam Negara yang sedang berkembang dapat menjadi pemeran utama dalam proses modernisasi secara total, akan tetapi disisi lain modernisasi politik dapat bergerak bila dipicu oleh bidang ekonomi dan social.
Menilai ciri-ciri sistem politik yang telah berhasil dan yang telah berlangsung selama beberapa abad, dapat dikatakan bahwa kemodernan politik itu mencakup hal-hal diantaranya[7]:
1.      Adanya suatu struktur hukum yang berpotensi untuk mengubah pendapat-pendapat yang adil dari rakyat;
2.      Perluasan partisipasi rakyat dalam proses-proses politik dan meningkatkan kualitas partisipasi semacam itu;
3.      Kemampuan untuk mempertahankan integrasi nasional melalui akomodasi yang teratur terhadap kekuatan-kekuatan budaya, agama, dan faktor-faktor lain yang juga bisa menimbulkan perpecahan;
4.      Kemampuan untuk mencampurkan keterampilan, rasa tanggungjawab, dan rasionalitas administrative dengan kemauan rakyat.
Modernisasi politik juga mencakup modernisasi bidang administrasi pula.
Proses modernisasi adalah suatu hal yang mengganggu dan yang meningkatkan jumlah konflik-konflik social[8]. Setiap masyarakat modern ditandai dengan konflik-konflik intern. Semakin banyak keputusan yang diambil pemerintah akan semakin banyak pula perbedaan pendapat yang timbul. Proses modernisasi tanpa konflik hanya dapat dicapai bila pendidikan berhasil meningakatkan rasa tanggungjawab, proses individuasi dan pembentukan kepribadian baru[9]. 
Dengan demikian, modernisasi politik adalah suatu proses perubahan kea rah yang lebih maju di bidang sistem sosial yang merupakan kerangka untuk menentukan kebijakan kekuasaan dan untuk melaksanakannya. Yang lebih ditekankan adalah politik dibidang kenegaraan.

2.3  Perjalanan Modernisasi Politik di Indonesia
Secara ringkas, kronologis patokan-patokan modernisasi politik adalah sebagai berikut:
Tahun 1908 – Gerakan Budi utomo
Tahun 1928 – Sumpah Pemuda
Tahun 1945 – Kemerdekaan Indonesia
Tahun 1965 – Gerakan 30 September/PKI
Tahun 1984– Peristiwa Tanjung Priok
Tahun 1998 – Kerusuhan Mei 1998
Tahun 2004 – Pemilihan Umun pertama kali
Modernisasi politik di Indonesia sudah ada sejak jaman pra kemerdekaan. Modernisasi politik ini dimulai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908. Organisasi yang didirikan oleh mahasiswa kedokteran Sutomo, Gunawan Mangunkusumo dan Suraji atas gagasan Wahidin Sudirohusodo ini bersifat sosial, ekonomi dan budaya meskipun bukan organisasi politik, tetapi organisai tersebut adalah akar lahirnya kemerdekaan di negeri ini. Setelah itu tumbuhlah organisasi-organisasi politik seperti Indische Partij dan Sarikat Dagang Islam.
Modernisasi politik selanjutnya ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 pada Kongres Pemuda Kedua yang digagas oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Dari peristiwa Sumpah Pemuda ini muncul lah komitmen rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Puncak yang ketiga adalah peristiwa rengasdengklok. Seruan bangsa Indonesia sebagai Negara yang bebas terjadi pada tahun 1945. Peristiwa haru kebahagiaan. Selang 20 tahun kemudian terjadi peritiwa Gestapu, Gerakan 30 September peristiwa pembunuhan enam perwira tinggi militer AD. Pelakunya dituduhkan kepada PKI Partai Komunis Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Suharto selama 32 tahun, Indonesia secara tegas mendeklarasikan diri sebagai penganut demokrasi Pancasila. Segala paham yang berazas selain Pancasila adalah haram.  Peristiwa Tanjung Priok pada tahun 1984 menggambarkan dengan baik drama politik rezim orde baru yang dimana tindakan represif negara dihalalkan dengan alasan tindakan subversif.
Peristiwa Tanjung Priok adalah peristiwa kerusuhan yang terjadi pada 12 September 1984 di Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka serta sejumlah gedung rusak terbakar. Sekelompok massa melakukan defile sambil merusak sejumlah gedung dan akhirnya bentrok dengan aparat yang kemudian menembaki mereka. Setidaknya 9 orang tewas terbakar dalam kerusuhan tersebut dan 24 orang tewas oleh tindakan aparat.
Selanjutnya modernisasi ditandai dengan adanya Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei – 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain sebelum jatuhnya rezim Soeharto. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia yang berdampak tumbangnya banyak perusahaan, sehingga terjadi PHK besar-besaran dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
Pada tahun 2004 terwujudnya salah satu bentuk demokrasi pancasila. Pemilihan pemerintah dilaksanakan menggunakan suara rakyat secara langsung. Bentuk kemodernan yang idealis karena berkaca dari teori Abraham Lincoln tentang demokrasi yang bersubjek dan objek untuk rakyat semata.
Bila patokan-patokan modernisasi tersebut dikaji lagi. Ada asumsi bahwa rentang waktu 15-20 tahun adalah masa suatu periode berkuasa[10]. Bila kekuasaan tersebut sudah mencapai titik rentang waktu yang dianalisis, bisa dikatakan model pemerintahan tersebut akan mengalami titik kejenuhan. Bila diibaratkan, ibarat air sedikit dengan zat terlarut yang berlebih, alhasil adalah titik jenuh, zat larut yang seharusnya larut tidak dapat larut. Meminjam istilah Huntington pelembagaan politik. Jika titik jenuh kelenturan telah tercapai, maka pasti akan terjadi pergantian kekuasaan.
Era reformasi ini sudah berjalan kurang lebih 14 tahun, sudah memasuki masa dimana akan ada pergantian kekuasaan. Yang bisa di prediksikan adalah pentransparasian pengelolaan pemerintah kepada rakyat.

2.4  Dampak dari Modernisasi politik di Indonesia
Segala sesuatu pasti menimbulakan sesuatu pula, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Ambil contoh munculnya facebook, sebagai bentuk komunikasi modern dan dampaknya banyak bermunculan feature-feature yang mempermudah penjangkauannya. Kembali ke pembahasan, modernisasi politik termasuk modernisasi dasar dalam membangun negeri, dan dampak yang ditimbulkan erat hubungannya dengan pemerintahan. Tetapi juga tidak membatasi akibat dari modernisasi politik ini yang mencakup kehidupan sosial.
Meningkatkan Kesadaran Politik dan Demokrasi, semakin berkembangnya teknologi yang berdampak pada mudahnya masyarakat mengakses informasi dari segala media sehingga kesadaran partisipasi politik itu tumbuh. Faktab berbicara partai politik jumlahnya tidak dapat dihitung dengan jari dalam setiap pemilu diselenggarakan.
Kriminalitas, modernisasi juga bisa diartikan sebagai teori evolusi, bertahan hidup. Yang kuat yang berkuasa. Itulah yang menjadikan kriminalitas tumbuh subur menjamur, dan motif kriminal tersebut untuk biaya hidup. Tidak hanya orang susah damn miskin yang berkompeten berbuat kriminal. Para petinggi Negara yang sudah pasti orang kaya masih berpeluang berbuat kriminal, bahkan bentuknya lebih besar. Korupsi merupakan kriminalitas orang intelek. Indonesia terkenal dengan Negara korup nomor kesekian. Demikian itu menggambarkan bahwa Indonesia telah mengalami modernisasi.
Memperkuat Integrasi dalam Masyarakat, Dengan adanya sikap terbuka dengan hal baru tentunya akan memperlancar proses komunikasi dan interaksi antarindividu dalam masyarakat. Proses interaksi yang lancar akan mempererat jalinan hubungan antarwarga dan juga akan memupuk integrasi sehingga semakin kukuh.

2.5  Realitas Modernisasi Politik di Indonesia
Ada dua jalan yang dapat dilakukan Negara untuk mencapai suatu masyarakat yang maju. Sistem Demokrasi atau Sistem Totaliter[11]. Indonesia telah memilih sistem demokrasi, ditinjau dari segi politik, modernisasi yang berpegang pada demokrasi sangat sukar diwujudkan, karena sistemnya yang sukar akibat bergantungnya pada konsensus. Kalau menurut penulis sistem totaliter jika diterapkan di Indonesia malah lebih tidak cocok, karena pengalaman asas sentralisasi yang dikritik banyak pihak. Indonesia juga bukan Negara yang luasnya hanya seperti singapura. Sistem demokrasi lah yang sudah tertanam kuat di negeri ini. Meskipun dinilai sebagai sistem modernisasi yang sukar, tetapi Indonesia dapat menunjukkan bahwa modernisasi tetap dapat berjalan.
Lepas dari anggapan itu, salah satu langkah politik yang nyata mempercepat modernisasi adalah nasionalisme. Untuk Negara-negara berkembang nasionalisme telah mengakhiri dan mendobrak unsur-unsur penghambat modernisasi dalam tradisi[12]. Menurut penulis Indonesia memiliki itu meskipun tidak dalam kuantitas keseluruhan.
Pemimpin Negara Indonesia (2008-2014) adalah berlatar belakang militer. Pengambilan alih kekuasaan oleh militer termasuk faktor utama dalam mempercepat modernisasi karena adanya hubungan antara struktur/sistem social dengan pelembagaan. Sebab keduanya merupakan pembentuk norma untuk masyarakat dan organisasi.






BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang juga berpartisipasi dalam modernisasi dalam segala aspek. Salah satunya adalah morenisasi politik. Modernisasi politik untuk Indonesia adalah proses pembangunan ke arah Negara yang lebih berkembang dan maju.
Dalam dinamikanya, Indonesia memilih jalan modernisasi dengan menggunakan sistem demokrasi. Sistem yang dianggap sulit untuk mencapai kemodernisasian. Tetapi, dengan semangat nasionalisme opini itu terbantahkan. Dengan nasionalisme, suatu Negara salah satu contoh Indonesia dapat mempercepat modernisasi.

3.2  Saran
Tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Yang ada adalah suatu perbaikan-perbaikan demi sesuai dengan dinamika yang ada. Indonesia sebagai Negara berkembang sangat perlu ribuan perbaikan di segala bidang, dan yang terpenting sekarang perbaikan kelembagaan politik bukan untuk menjadi Negara yang sempurna, melainkan menjadi Negara yang pantas.

1.       
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Brabanti, Ralph. 1980. Modernisasi Administrasi Negara. Dalam Weiner, Myron (Ed), Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gajdah Madah University Press.
Mashud, Mustain. 2004. Perubahan Sosial. Dalam Narwoko, J. D. & Suyanto, Bagong (Ed), Sosiolgi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Predana Media.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosiologi. Jakarta: Binacipta.
Syarbaini, S., Rusdiyanto. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Weiner, Myron. 1980. Partisipasi Politik dan Perkembangan Politik. Dalam Weiner, Myron (Ed), Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: Gajdah Madah University Press.
Widyartono, Didin. 2012. Bahasa Indonesia Riset. Malang: UB Press.
Internet
Iskandar, Israr. 2004. Perluasan Korupsi dan Modernisasi Politik, (http://israriskandar.wordpress.com/perluasan-korupsi-dan-modernisasi-politik/), diakses pada 15 Desember 2012.
Nenytriana. 2011. Modernisasi Politik Gelombang Ketiga, (http://Nenytriana.Wordpress.Com/2011/11/14/Modernisasi-Politik-Gelombang-Ketiga/) diakses pada 15 Desember 2012.
NN. 2008. Modernisasi Politik, (http://cenya95.wordpress.com/2008/12/13/modernisasi-politik/), diakses  pada 15 Desember 2012.
NN. 2009. Dampak Positif Dan Dampak Negatif Globalisasi Dan Modernisasi, (http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/dampak-positif-dan-dampak-negatif.html), diakses pada 15 Desember 2012.
NN. 2009. Pengertian Modernisasi, (http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/pengertian-modernisasi.html), diakses pada 15 Desember 2012.
Wikipedia. 2012. Modernisasi, (http://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi),  diakses pada 15 Desember 2012.
Wrahatnala, Bondet . 2012. Dampak Modernisasi, (http://ssbelajar.blogspot.com/2012/08/dampak-modernisasi.html), diakses pada 15 Desember 2012.



[1] Lihat dalam buku J. Dwi Narwoko Sosilogi Teks Pengantar dan Terapan (hlm: 345)
[2] Lihat dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi  (hlm: 149)
[3] Bersumber dari Wikipedia Modernisasi, pembaharuan terakhir Oktober 2012
[4] Ibid 3
[5] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hlm:304
[6] Lihat dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi (hlm: 149)
[7] Lihat dalam buku Myron Weiner Modernisasi Dinamika Pertumbuhan, subbab Modernisasi Administrasi Negara oleh Ralph Brabanti (hlm: 115-116)
[8] Lihat dalam buku Myron Weiner Modernisasi Dinamika Pertumbuhan, subbab Partisipasi Politik dan Perkembangan Politik oleh Myron Weiner (hlm: 151)
[9] Dalam buku Astrid S. Susanto Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosiologi (hlm: 188)
[10] Baca artikel tentang modernisasi politik gelombang ketiga (http://nenytriana.wordpress.com/2011/11/14/modernisasi-politik-gelombang-ketiga/)
[11] Dalam buku Astrid S. Susanto op.cit., Sosiologi (hlm: 180)
[12] Dalam buku Astrid S. Susanto op.cit., Sosiologi (hlm: 181)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar