Flash Banner

INVESTASI CUMA RP 10.000,-

Kamis, 14 November 2013

Musim Kemarau Vs Musim Hujan

Oleh Susi M.
 
Musim bagaikan maut tak bisa ditebak kehadirannya. Cukup alay sih, tapi tak apa memang begitu adanya. Dalam setahun berapa hari panas, berapa kali hujan? Bapak-bapak yang mengurus iklim dan cuaca pun belum tentu bisa memprediksikan secara tegas hari ini panas sampai jam berapa, kapan terjadinya hujan, seberapa lebat dan berapa lamanya.  

Untungnya Indonesia dikasih 2 musim. Hanya memikirkan kalau tidak panas pasti hujan. Kalau ada 4 empat musim tapi rancu bagaimana ya? Dulu saat masih sekolah SD-SMP waktunya kemarau dan musim hujan ada jadwalnya: 6 bulan musim kemarau dan 6 bulan sisanya musim hujan, namun sekarang berubah sekali. Banyak faktor-faktor eksternal yang disinyalir sebagai penyebabnya, salah satunya adalah global warming. Percaya tak percaya, memang banyak yang membenarkannya, tapi maaf secara ilustrasi saya tak bisa menjelaskannya.


Diantara 2 musim itu satu sama lain ada yang diuntungkan dan dirugikan. Saya akan mencoba mengklasifikasikan lebih banyak mana antara keuntungan musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau, aktivitas lancar, tidak ada alasan telat karena hujan. Bagi para anak kos, ibu-ibu rumah tangga tidak khawatir akan cuciannya, ditinggal lama pun tak akan jadi masalah. Musim kemarau yang normal membuat petani tersenyum, tidak ada gangguan irigasi dan juga tidak ada khawatir atas banjirnya lahan. Musim kemarau cocok untuk liburan, ke pantai, ke gunung, bermain layang-layang. Musim kemarau aman selagi tidak berkepanjangan. :)

Musim kemarau juga menyusahkan, hawa panas adalah eluhan semua orang. Kota Malang yang terkenal dingin dari zaman dulu, sekarang sama saja dengan kota-kota lain yang berhawa panas jika siang hari dengan  matahari yang kelopak matanya lebar melihat alam dibawahnya. Dari hawa panas musim kemarau tukang penjual es bisa mendapat berkah. Namun musim kemarau untuk sebagian tempat bisa menjadi momok karena ketakutan akan ketersediaan air, meskipun di Malang yang daerah pegunungan tidak menjamin, seperti kosan yang ada di daerah Sumbersari yang memang daerah padat penduduk, teman saya sering mengeluh kehabisan air sehingga harus berhemat dan berkorban untuk tidak mandi.

Musim hujan jika dirasa memang lebih sedikit jumlah harinya dari pada jumlah hari dimusim kemarau. Memang belum tentu benar, mungkin dari teman-teman ada yang pernah menghitung dalam setahun ada berapa hari dimusim kemarau dan sebaliknya? Bisa di share di komentar ya … Musim hujan lebih ditakuti? Bisa, karena musim hujan identic dengan cuaca ekstrem: petir, hujan lebat, putting beliung, tornado, halilintar. Dan yang disebabkan pun tidak gemeng-gemeng seperti rumah bocor, banjir, tanah longsor, kemacetan.

Ada rasa senang tersendiri ketika musim hujan tiba setelah lamanya musim kemarau, namun ketika sudah mulai bergejolak dengan intensitas yang lama kehadirannya tidak diharapkan lagi. Kembali lagi ketika musim kemarau bagi para anak kos, ibu-ibu rumah tangga tidak khawatir akan cuciannya, akan berbeda ketika musim hujan. Pagi panas siang hujan, pagi hujan siang sudah panas, sore cerah malam hujan dan seterusnya. Hampir tidak bisa ditebak, sehingga keadaan ini adalah tantangan bagi mereka, karena melatih kewaspadaan. Pernah pengalaman saya pada saat kuliah full dari pagi sampai sore, harus merelakan cucian yang seharusnya sudah kering dibilas lagi oleh air hujan. Namun ketika ada teman yang stay di kos saya merasa sedikit beruntung, cucian saya bisa diberdayakan. 

Jadi pada saat musim hujan memang harus ada jadwal untuk full mengurusi cucian, karena tidak bisa ditinggal, dan juga harus berprediksi bahwa hari ini baik untuk mencuci atau tidak, sehingga yang dilakukan tidak sia-sia. Pada saat musim hujan seperti ini ada pedagang yang diuntungkan: pedagang payung/jas hujan dan jasa laundry. Mereka akan banjir orderan karena keadaan ini. Payung yang akan diserbu oleh pengguna trotoar dan jasa laundry yang diserbu oleh orang-orang yang malas mencuci pakaian karena ketidak efisienan musim hujan. Musim hujan yang paling saya sukai adalah hawa sejuk oleh gerimis hujan dan juga hawa riyem-riyem/mendung sehingga aktivitas diluar rumah menjadi semangat. 

Satu lagi hal yang dikhawatirkan saat musim hujan, yaitu kelebihan air. Pengalaman saya, ketika musim hujan kos pernah kebanjiran karena air masuk melalui pintu, karena hujan yang disertai angin. Kebanjiran yang paling parah karena masuk dan merembes ke kasur lantai, alhasil tidur malam dengan suasana pengungsian karena kasur harus dilapisi kresek untuk mencegah air merembes ke badan, sehingga paginya harus segera berberes ria untuk menjemur dan mencuci sprei. Memang pada saat musim hujan yang harus ditingkatkan adalah kewaspadaan. Karen kita tak tahu apa yang akan terjadi.

Penjelasan-penjelasan singkat diatas ternyata bisa menyimpulkan bahwa musim kemarau adalah keadaan yang lebih banyak menguntungkan banyak pihak, namun dalam taraf musim kemarau yang normal.  Sedangkan musim hujan bisa sangat menyusahkan ketika intensitasnya sudah sangat tinggi, namun pada saat musim hujan seseorang bisa melatih kewaspadaan bermain dengan menebak pola hujan.

2 komentar: