Flash Banner

INVESTASI CUMA RP 10.000,-

Minggu, 15 Desember 2013

Sapi Suci: Rantai Kehidupan di India



Oleh Susi M. dari tugas antro Ekonomi
Sumber gambar : http://kontaktuhan.org/news/news193/aw_43.htm

Sapi suci di India. Apakah faktor yang melatar belakangi hal tersebut hanya dari larangan agama hindu? Ternyata tidak dibalik alasan yang tidak masuk akal tersebut terdapat serangkaian alasan yang sangat kuat mengapa suci tabu dan sampai disucikan oleh orang India. Hal yang menarik ketika dapat diungkapkan oleh Marvin Harris tentang budaya India ini.

 Sejarah mengungkap bahwa sebelum sapi menjadi barang yang suci, sapi termasuk bahan konsumsi yaitu sekitar tahun 1000 sebelum masehi. Mengapa pemikiran tersebut bisa mengalami tranformasi, karena pada saat itu penduduk India sangat banyak sehingga roda kehidupan mereka terhambat jika sapi dikonsumsi, karena pada masa itu sapi adalah alat pertanian yang sangat vital. Pada suatu ketika keputusan ini dikodifikasikan oleh seorang imam Hindu yang mengatasnamakan sebagai larangan agama. Berlakulah aturan tersebut sampai abad-abad kemudian.


Marvin Harris mengungkap bahwa terdapat cukup banyak alasan ketika adat agama ini berlangsung. Alasan pertama adalah sapi digunakan tenaganya untuk membajak sawah mereka, pengangkut barang dan alat transportasi mereka. Meskipun pembajak tidak hanya sapi, kerbau dan hewan ternak termasuk hewan yang dilindungi. Kesehatan sapi sangat penting, karena ketika masuk musim tanam dan sapi mati yang terjadi adalah menyewa sapi pengganti dengan bunga yang sangat tinggi sehingga berujung pada kemiskinan karena harus menjual tanah mereka.
Alasan selanjutnya untuk pemenuhan susu yang diolah menjadi yogurt dan mentega, padahal sapi di India tidak sampai memenuhi setengah dari kebutuhan seluruhnya. Karena memang sapi India tidak cukup baik dalam produksi susu, sehingga tambahannya didapat dari kerbau.  Ketika musim panas kering sapi dibiarkan untuk mencari rumput di jalan-jalan karena di empunya tidak sanggup memberi makan. Ternyata diungkap oleh seorang ilmuan univ Cornel bahwa 91% makanan yang berupa kacang, sereal, protein nabati yang seharusnya makanan manusia diberikan kepada ternaknya.

Alasan tak kalah pentingnya adalah kotoran ternak digunakan untuk bahan bakar memasak, sisanya untuk pupuk. Petahunnya India bisa mengolah 800 ton kotoran diolah menjadi bahan bakar yang serupa dengan batubara, jika dibandingkan dengan batubara sebanding dengan 140 juta batubara. Ternyata hal tersebut menginspirasi Amerika terhadap pengolahan kotoran ternak disana sehingga bisa menghasilkan bahan biogas.

Ketika ada sapi yang meninggal dijalan, yang mengurusnya adalah kasta rendah. Dan biasanya orang-orang tersebut menggunakan dagingnya untuk dimakan sedangkan kulitnya dipakai atau dijual. Peraturan tentang pelarangan pengonsumsian terhadap sapi otidak bersifat nasional namun bagian-bagian saja sehingga orang yang bukan beragama hindu seperti islam dan Kristen yang ada di India bisa memakannya karena tersedia di beberapa restoran seperti di New Delhi, Calcutta, dan Bombay.

Ternyata dibalik tabunya hewan ternak terutama sapi yang suci ada maksud berkonsolidasi dengan alam. Hewan ternak termasuk dari kesatuan alam yang jika dijaga bisa mengahasilkan keteraturan yang tercermin di India meskipun sifatnya tidak efisien dan terlalu, sehingga keseimbangan tadi tidak berjalan secara optimal. Ketika seharusnya 40 sapi betina untuk 100 sapi, di India 70 sapi betina untuk 100 sapi, sehingga yang terjadi reproduktivitas sapi tidak bisa dikendalikan. Ketika banyak sapi yang tua, banyak sapi yang hidup tanpa ada guna. Maka dari itu, sebagai peneliti juga harus memberikan solusi atas masalah yang terjadi tanpa merubah total kebudayaan suatu wilayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar