Flash Banner

INVESTASI CUMA RP 10.000,-

Jumat, 16 November 2012

ANTROPOLOGI FORENSIC DAN ANTROPOLOGI BUDAYA



Kuliah tamu: Bu Myrta D. Artaria
Dewasa ini, Antropologi sebagai salah satu dari ilmu pengetahuan social karena berobjek manusia semakin menunjukkan eksistensinya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya program pendidikan ini di perguruan-perguruan tinggi Negeri semakin banyak dan peminnatnya dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan. Dengan demikian antropologi tidak hanya dipandang sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia kuno atau suku-suku di jaman dulu, tetapi prodi yang mempunyai prospek kerja yang baik.
Antropologi adalah ilmu untuk memahami manusia, karena sudah dipastikan manusia memiliki permasalahan yang kompleks. Antropologi ini dibagi menjadi dua cabang yaitu: antropologi social budaya dan antropologi fisik.
Pengertian dari Antropologi forensic/fisik merupakan bidang ilmu untuk physical anthropologists yang mengaplikasikan ilmunya dalam bidang biologi, sains, dan budaya dalam proses hukum. (Yayan_Akhyar)
Bersumber dari blog ladyrosyluna Jatinangor, West Java, Indonesia bahwa Forensik Antropologi merupakan bentuk dari Antropologi Terapan yang menggabungkan ilmu Antropologi Fisik/Biologi dengan Osteologi, atau ilmu tentang tulang juga Odontologi atau ilmu tentang gigi. Kedua ilmu tersebut, Osteologi dan Odontologi digunakan khusus dalam forensik guna mengidentifikasi tulang ataupun gigi dari mayat yang bisa jadi adalah korban kejahatan atau kecelakaan.
Manusia dibagi kedalam variasi fisik, biologis dan budaya. Aspek budaya meliputi: perilaku social, interaksi social, komunitas social, dsb. Aspek fisik dan biologis meliputi: perawakan, pigmentasi, tipe darah, nenek moyang dan asal-usulnya, proses evolusi yang terjadi, dsb.
Antropologi memadukan segala integrative dari tinjauan biologis dan tinjauan social budaya terhadap perkembangan kehidupan manusia.
Setiap bidang dari ilmu pengetahuan pasti mempunyai ladang yang bisa dikerjakan, seperti halnya sosiologi yang mengamati perilaku masyarakat yang berdasarkan teori-teori yang ada. Adakalanya orang awam meragukan lahan kerja untuk bidang antropologi karena ketidaktahuannya akan informasi. Hal-hal yang bisa dikerjakan oleh seorang yang belajar antropolog atau seorang antropolog adalah:
Belajar tentang fosil, yaitu rangka manusia dan hewan yang ditemukan pada saat melakukan pencarian yang disengaja, tetapi dalam bentuk rangka yang tidak lengkap atau rangka yang terpisah-pisah atau hanya bagian-bagian yang ditemukan karena terkubunya jasad manusia atau hewan dalam kurun waktu yang lama.
Mencari fosil dan artefak, fosil merupakan kerangka manusia/hewan sedangkan artefak adalah benda bersejarah yang hilang, sehingga bermakna bila ditemukan.
Belajar tulang dan gigi, dengan ini para antropolog dengan mudah bisa membedakan kerangka dengan jenis kelamin apa yang yang ditemukan, dapat mengetahui umur kerangka tersebut.
Belajar tentang primate, seperti: simpanse, orang utan, gorilla.
Belajar tentang manusia, seperti: orang yang berambut keriting cenderung tinggal di daerah pantai karena membutuhkan aliran angin yang lebih pada rambutnya sehingga menimbulkan efek isis, dan orang yang berambut lurus kabalikannya. Dan belajar tentang budaya yang masing-masing daerahnya mempunyai kekhasan tersendiri.
Metode yang dipakai antropolog dalam penelitiannya adalah:
1.      Deskriptif, yaitu secara penggambaran suatu kejadian dari berbagai tempat dan waktu.
2.      Holistic, yaitu metode yang melihat dari sudut tinjauan yang luas dan memetakannya kedalam suatu gambaran yang total dan menyeluruh.
3.      Komparatif, yaitu membandingkan persamaan dan peprbedaan ciri-ciri fisik dan budaya manusia di suatu daerah yang didiaminya. Cara membandingkannya ada dua cara yaitu: diakronik (perbandingan waktu), sinkronik (perbandingan tempat).
4.      Kualitatif, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara penguatan dan wawancara mendalam.
Tidan membedakan antara antropologi fisik atau antropologi budaya, bahwa keduanya merupakan ilmu yang mempelajari manusia dan segala yang melingkupinya (bu Zurin). Bahwa manusia sebagai species hewan yang paling tinggi tingkatnya karena mempunyai budaya dan budaya tersebut yang menyebabkan manusia yang satu dan yang lain dalam suatu daerah mempunyai perbedaan dalam konsep kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar