Novel ringan karya Pramudya
Ananta Tur ini menarik untuk melihat fenomena perempuan yang diambil pelajaran
secara bijak. Midah lahir dari keluarga yang mapan secara jasmani dan rohani.
Awalnya midah adalah anak tunggal, bapaknya seorang haji dan juga pengusaha
membuat kebutuhan primer, sekunder dan tersier dengan mudah terpenuhi. Jika dibandingkan
pada masa kehidupannya dengan orang lain ia termasuk yang paling beruntung.
Kehidupan seperti yang diimpi-impikan orang tentang kesejahteraan dan juga
kedamaian dalam menjalani hidup dengan keimanan yang kuat.
Keinginan manusia memang tidak
ada batasnya, siapa pun itu dan bagaimanapun beruntungnya keadaannya, pasti ada hal yang menjadi
keluh-kesahnya. Setelah bertahun-tahun berkehidupan damai sejahtera ada
keinginan yang terbersit dihati bapak Midah tentang keinginan mempunyai anak
lagi, apa lagi dengan kedudukannya sebagai orang yang terpandang untuk
pewarisan hartanya. Ketika Midah menginjak remaja, lahirlah adiknya dan itu
awal bencana baginya. Sedikit demi sedikit dia tak dihiraukan, sampai pada
akhirnya adiknya yang kesekian lahir ia semakin tidak mendapat tempat di hati
ibu dan bapaknya. Ia seperti tidak ada. Bermain seharian diluar rumah tidak
akan menimbulkan tanya pada bapak dan ibunya. Sampai akhirnya dia menemui
kehidupan yang disukainya. Bernyanyi. Ternyata ia mempunyai bakat alami,
mempunyai suara penyanyi.