Flash Banner

INVESTASI CUMA RP 10.000,-

Kamis, 23 Oktober 2014

Midah


Novel ringan karya Pramudya Ananta Tur ini menarik untuk melihat fenomena perempuan yang diambil pelajaran secara bijak. Midah lahir dari keluarga yang mapan secara jasmani dan rohani. Awalnya midah adalah anak tunggal, bapaknya seorang haji dan juga pengusaha membuat kebutuhan primer, sekunder dan tersier dengan mudah terpenuhi. Jika dibandingkan pada masa kehidupannya dengan orang lain ia termasuk yang paling beruntung. Kehidupan seperti yang diimpi-impikan orang tentang kesejahteraan dan juga kedamaian dalam menjalani hidup dengan keimanan yang kuat.

Keinginan manusia memang tidak ada batasnya, siapa pun itu dan bagaimanapun beruntungnya  keadaannya, pasti ada hal yang menjadi keluh-kesahnya. Setelah bertahun-tahun berkehidupan damai sejahtera ada keinginan yang terbersit dihati bapak Midah tentang keinginan mempunyai anak lagi, apa lagi dengan kedudukannya sebagai orang yang terpandang untuk pewarisan hartanya. Ketika Midah menginjak remaja, lahirlah adiknya dan itu awal bencana baginya. Sedikit demi sedikit dia tak dihiraukan, sampai pada akhirnya adiknya yang kesekian lahir ia semakin tidak mendapat tempat di hati ibu dan bapaknya. Ia seperti tidak ada. Bermain seharian diluar rumah tidak akan menimbulkan tanya pada bapak dan ibunya. Sampai akhirnya dia menemui kehidupan yang disukainya. Bernyanyi. Ternyata ia mempunyai bakat alami, mempunyai suara penyanyi.

Rabu, 01 Oktober 2014

“Sungun Sampah” - Cerita Sampah Part 2

Diambil Susi Mardiyanti
Tanggaal 7 Desember 2013, 08.12
Lokasi TPS DINOYO, jl simpang gajayana
“Sungun Sampah”
Beliau adalah bapak Maad umur 50 tahun, alamat kampung sampah di jalan simpang gajayana, Merjosari Lowokwaru. Seperti yang tampak pada gambar pekerjaan beliau adalah seorang pemulung. Pemulung di tempat pembuangan sampah.  Foto ini diambil dari sisi dalam TPS dinoyo, ketika pak Maad sudah selesai mengumpulkan sampah yang bisa dijual dari TPS ini dan berpamitan pulang.
Tempat pembuangan sampah yang paling dekat dengan rumahnya adalah TPS dinoyo, sehingga setiap hari bisa dengan mudah mencari sampah hanya dengan bermodal kakinya. Penghasilan beliau dari memulung sampah perbulannya sekitar 600-700 ribu, bisa bertambah jika waktu yang digunakan untuk memulung lebih banyak, sehingga benda yang disungun dikepalanya lebih banyak dan berat. Barang yang dicari pak Maad berupa barang botol, aqua gelas plastik-plastik serta kertas, kerdus, Koran yang masih bagus. Semua barang yang didapat pak Maad setiba dirumah akan dipilah dan diklasifikasikan sesuai permintaan pasar sehingga siap dijual.